Detail Cantuman

AGATHA DWININGSIH, Pengaruh Debt to Asset Rasio, Debt to Equity Rasio, dan Cash Position Terhadap Deviden Payout Rasio Pada Perusahaan Pebankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2017 (Di bawah bimbingan : Kartika Berliani.,SE.,MM).
Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengaharapkan return
dalam bentuk dividen maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Kebijakan deviden atau keputusan deviden pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif, Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan analisis untuk diambil kesimpulannya, yakni mengenai Debt to Asset Rasio (X1), Debt to Equity Rasio (X2), Cash Position (X3) sebagai variabel independen, dan Deviden Payout Rasio (Y) sebagai variabel Dependen. Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel X dan Y serta seberapa kuat hubungan tersebut dilakukan analisis koefisien korelasi, sedangkan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel X terhadap Y dilakukan analisis kpefisien determinasi. Teknik pengujian statistik yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda, Analisis Hipotesis Uji-t dan Uji-f. Pengolahan data menggunakan bantuan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, Debt to Asset Ratio paling rendah selama 8 tahun penelitian terjadi pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk pada tahun 2012 sebesar 42,81%. Sementara itu, Debt to Asset Ratio paling tinggi selama 8 tahun penelitian dicapai oleh Bank Nusantara Parahayangan, Tbk pada tahun 2011 sebesar 133,51%. Rata-rata dari Debt to Asset Ratio sebesar 86,09% dengan tingkat simpangan bakunya sebesar Rp. 13,06%.Kedua, Debt to Equity Ratio paling rendah selama 8 tahun penelitian terjadi pada PT Bank Jabar Banten, Tbk pada tahun 2016 sebesar 85,05%. Sementara itu, Debt to Equity Ratio paling tinggi selama 8 tahun penelitian dicapai oleh PT Bank Yudha Bhakti, Tbk pada tahun 2010 sebesar 1.174,25% . Rata- rata dari Debt to Equity Ratio sebesar 668,34% dengan tingkat simpangan bakunya sebesar 204,86%.Ketiga, Cash Position paling rendah selama 8 tahun penelitian terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk pada tahun 2010 sampai dengan 2013 sebesar 3,73. Sementara itu, Cash Position paling tinggi selama 8 tahun penelitian dicapai oleh PT Bank Nusantara Parahayangan, Tbk pada tahun 2016 sebesar 147,68%. Rata-rata dari Cash Position sebesar 12,07% dengan tingkat simpangan bakunya sebesar 19,22%.iv Keempat, Dividend Payout Ratio paling rendah selama 8 tahun penelitian terjadi pada PT Bank Yudha Bhakti, Tbk pada tahun 2015 sebesar 2,01. Sementara itu, Dividend Payout Ratio paling tinggi selama 8 tahun penelitian dicapai oleh PT Bank Mega, Tbk pada tahun 2013 sebesar 126,32. Rata-rata dari Dividend Payout Ratio sebesar 34,57 dengan tingkat simpangan bakunya sebesar 20,06.
Kata Lunci : Debt to Asset Rasio, Debt to Equity Rasio, Cash Position dan Deviden Payout Rasio